Monday, November 13, 2006

Alhamdulillah...ga panik



Seperti biasa mikrolet 6A jurusan Gandaria - KP Melayu mulai jalan ketika semua bangku terisi, Alhamdulillah saya tidak harus menunggu lama agar bangku terisi penuh.
Para penumpang rute "special lewat tol" wajahnya sudah tidak asing lagi bagiku, walau tidak setiap hari naik angkutan ini, mereka rata-rata adalah karyawan & mahasiswa.
Untuk seorang seperti saya yang bekerja di tempat yang melewati jalan-jalan macet merupakan suatu penghematan waktu bila naik 6A special. Penggilingan-Pasar Rebo bila di tempuh dengan trayek bis umum biasa akan memakan waktu rata-rata dua jam di pagi hari walau masih dalam satu wilayah Jakarta Timur.
Memang sih akan keluar biaya tambahan, angkot mulai masuk tol dari pintu tol Pedati keluar di Pasar Rebo dikenakan biaya Rp. 4.000. Perbedaan total biaya reguler & special Rp. 3.500,-, Semua itu demi memangkas waktu sekitar 1 jam.
Mobil melaju dengan tenang, kebanyakan ibu-ibu karyawan penumpangnya. Si abang supir langsung mengambil lajur kanan lajur cepat begitu memasuki jalan tol. Berapa banyak pihak mirkrolet 06A harus membayar ke pihak bersangkutan untuk memuluskan jalannya rute special pagi 06A? tumben kepikiran.....sambil berdzikir dalam hati kunikmati perjalanan kali ini dengan melihat-lihat sekitar dan angkotpun berjalan dengan mulus.
Biasanya selama diperjalanan ada saja yangku lakukan ntah membaca, mendengarkan sesuatu atau sekedar melihat-lihat keadaan disekitar sampai dengan tidur...he he he sangkin lamanya tu.
Tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu yang keras diiringin dengan suara ibu-ibu yang mulai berteriak-berteriak.....ban pecahhhhhhh.....PANIK!
Alhamdulillah selama perjalanan melewati jalan tol & sayapun berdoa agar tidak kena kecelakaan selama di jalan tol, sering mendengar & menyaksikan tentang hal-hal kecelakan selama di jalan tol....semuanya menyeramkan.
Kali ini mungkin Allah berkehendak lain batinku pasrah sambil tetap berdzikir bersiap menerima keadaan terburuk selanjutnya dan terasa dengan kuat angkot itu terombang ambing, si abang sopir tengah berupaya menguasai stir....Alhamdulillah saya tidak panik sedikitpun tapi suara ibu-ibu itu yang membuat suasana semakin mencekam.
Kiri ke kanan....angkot oleng dalam kecepatan tinggi...ibu berkacamata di sebelah pintu tampak paling panik, bapak berkumis yang duduk di pojok bangku cadangan berteriak agar ibu-ibu itu tidak panik...lumayan mulai mereda, si abang sopirpun mulai dapat mengendalikan angkot itu.
Alhamdulillah jarak kendaraan jauh dengan yang lainnya dan sopirpun sigap mengantisipasi keadaan ini.
Tenang bu kata si abang supir kalau ibu berteriak-teriak seperti itu saya juga jadi gugup, Sekarang saya akan pasang ban serap tolong ibu-ibu menunggu sebentar pintanya. Penumpang keluar untuk mempermudah pemasangan ban serap itu.
Jam menunjukkan pukul 7.45 WIB, wah pagi yang menegangkan..fuihhh.
Ternyata ban yang pecah itu tepat di tempat dudukku sebelah kanan belakang. yah..bisa di duga ban udah gundul & ban serapnyapun gundul pula....Angkot..angkot.
Alhamdulillah semua telah teratasi dan saya sampai dengan selamat di kantor pagi ini.