Saturday, September 16, 2006

Macet itu Peluang


Jam 8.10 baru keluar dari kelas talaqi,harus segera ke terminal K. Rambutan.
Alhamdulillah...langsung ada metro 53, ngasi kode sama abang kondektur buat menunggu diriku menyebrang jalan, cepat kata abang kondektur memanggilku. Rupanya ada bis yang sama di depan, pantesan lirihku.

Adem yang kurasa pertama ketika masuk ke patas AC 73, bis ini akan membawaku ke Budi Luhur. Cepat melesat ketika memasuki jalan tol TB Simatupang, andaikata semuanya begini jalan ini, pasti aku tidakakan ambil keputusan buat ngekost.

Suatu perjalanan yang ane lalui di suatu hari yang panas.

Muacett berarti ada waktu luang buat melakukan suatu itu hal yang sudah tersave dalam memory otakku setiap kali melewati jalan di kota jakarta ini. Selogan itu terpikir pikirkan untuk mengatasi setiap kebosanan yang dilalui selama kemacetan, tentunya selogan itu harus tidak bisa diterapkan pada semua kondisi.

Banyak hal yang bisa dilakukan saat macet itu, macet itu peluang buat melakukan suatu hal. Biasanya tas ini sudah dipersiapkan untuk kondisi macet. Mulai dari aktifitas baca segala hal, mendengar, menghafal, berbicara dengan teman sebelah sampai ke jurus pamungkas terakhir yaitu mengistirahatkan tubuh atau bahasa kerennya tidur.

1 comment:

Anonymous said...

:), jika kita tidak mampu memilih apa yang harus kita selesaikan kita masih punya pilihan cara bagaimana menyelesaikannya, begitu bukan?